Blogger templates

Wildan Izzaty (1110032100003), Viviana (1110032100064), Redian (1110032100040) kami dari kelomppok 11 menjelaskan Perkawinan dan Kematian agama Konghucu. Perbandingan Agama-B. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. dengan Dosen Pembimbing: Drs. H. Siti Nadroh, MA dalam mata kuliah TAOISME DAN KONFUSIANISME
WELCOME TO OUR BLOG-COMPARATIVE RELIGION

Rabu, 13 Juni 2012

konsep Wu Wei

·         Konteks Munculnya Konsep Wu Wei
Wu-wei merupakan sebuah konsep yang dimunculkan oleh Lao Tzu berkaitan dengan kritiknya terhadap pendekatan moral yang dilakukan oleh Konfucius dalam upaya konstruktif untuk memelihara dan memberi makna bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini memelihara dan melindungi kehidupan dari ancaman-ancaman yang membahayakan eksistensi. Menurut pendapat Konfucius, kebaikan moral kodrat manusia sebagai dasar dan gerbang menuju kebahagiaan. Hal ini berbeda dengan Lao Tzu yang sangat menekankan peranan Tao, di mana orang harus mengikuti dan bersatu dengannya.

  • Wu Wei : “no action”
Hsiang-Kuo memberikan interpretasi baru untuk ide-ide Taoisme sebelumnya tentang alam semesta dan tentang yu-wei atau aksi, danwu-wei atau tanpa aksi. Disebutkan bahwa ketika keadaan sosial berubah, institusi dan moralitas baru secara spontan memproduksikan dirinya. Membiarkannya berlalu tanpa tanggapan berarti mengikutinya dan menjadi wu-wei, tanpa aksi. Secara harafiah, wu-wei dapat diterjemahkan dengan “tidak mempunyai kegiatan”  atau “tidak berbuat”. Tetapi bila memakai terjemahan ini, sesungguhnya istilah ini bukan berarti sama sekali tidak ada kegiatan, atau sama sekali tidak berbuat apapun. Yang dimaksudkan dengan istilah ini yakni berbuat tanpa dibuat-buat dan semau-maunya. wu-wei adalah tindakan bebas dan spontan lahir dari hakikat. Ketika sebuah tindakan dilakuakan secara spontan, tanpa pengaruh tempat dan usaha; tanpa diskrimansi kesengajaan, pilihan, atau karya, sesuatu itu adalah tindakan tanpa aksi (wu-wei). Dengan kata lain, wu-wei tidak berarti bahwa tanpa tindakan menurut nilai evaluatif dan petunjuk-petunjuk “konvensional” yang telah diterima oleh umum.  bahwa ketika Tao mengalami kekosongan yang adalah ketiadaan kualitas (wu-ming), ketika itu pula tak pernah memiliki atribut evaluatif serta petunjuk-petunjuk (wu-wei). Wu-wei bukan “ketidakgiatan” melainkan “ketiadaan tindakan yang tidak wajar, atau dalam Budhis digunakan istilah “penyebab yang tidak berproduksi” Wu-wei juga dapat dipahami dengan melihat ekspresi bakat seseorang. Dikatakan bahwa ketika seorang individu dalam tindakkannya memberikan bakat naturalnya untuk melatih dirinya secara penuh dan bebas, ia adalah wu-wei.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar