CHIO TAU merupakan tradisi pernikahan etnis Tionghoa yang kental dengan unsur budaya. Prosesi Chio Tau terdiri dari 13 ritual yang harus dilewati calon pasangan suami-istri.
Senin, 28 Mei 2012
Kitab Suci Agama Tao
Selasa, 22 Mei 2012
Menjelaskan Sejarah Agama Konghucu dan Pro-Kontra Agama Konghucu di Indonesia
Sejarah
Agama Konghucu di Indonesia
1883
– Boen Tjhiang Soe (Wen Chang Shi), setelah dibangun kembali pada tahun 1906
yang kemudian menjadi Boen Bio (Wen Miao) Jl.Kapasan No. 131 Surabaya. Oleh
pihak Belanda disebut “Gredja Boen Bio atau Geredja Khonghoetjoe (de kerk van
Confucius). Dewasa ini sebagai tempat ibadah umat Agama Khonghucu Indonesia.
Dibina oleh MAKIN – Majelis Agama Khonghucu Indonesia Surabaya.
1886
– diterbitkan kitab Hikayat Khonghucu, disusun oleh Lie Kim Hok.
1900
– terjemahan Kitab Thay Hak (Da Xue, Ajaran Besar) dan Tiong Yong (Zhong Yong,
Tengah Sempurna) disusun oleh Tan Ging Tiong.
1897
– SoeSie (Si Shu, Empat Kitab) terjemahan Toean Njio Tjoen Ean dicetak di
Ambon.
17
Maret 1900 – 20 pemimpin Tionghoa mendirikan lembaga sosial kemasyarakatan
Khonghucu yang disebut Tiong Hoa Hwee Kwan (Zhong Hua Hui Guan) yang bermaksud
memurnikan Agama dan menghapuskan sinkretisme.
Berdirinya
lembaga-lembaga agama Konghucu di Indonesia
1918
diresmikan Khong Kauw Hwee (Kong Jiao Hui) di kota Surakarta, menyusul pula
kota-kota lainnya. Tahun 1920an Kong Jiao Hui Surabaya menerbitkan
majalah Djiep Tek Tjie Boen (Ru De Zhi Men). 1923 mulai dilakukan
musyawarah untuk membentuk badan pusat yang dinamakan Khong Kauw Tjong Hwee
(Kong Jiao Zong Hui) di Jogjakarta. Bandung dipilih sebagai kedudukan pusat
organisasi dan Poei Kok Gwan terpilih sebagai ketua umum. Keputusan ini
didukung oleh Khong Kauw Hwee dari kota Surabaya, Sumenep, Kediri, Surakarta,
Semarang, Blora, Purbolinggo, Cicalengka, Wonogiri, Jogjakarta, Kartasura,
Pekalongan. Pada tahun itu pula, diterbitkan majalah Khong Kauw Gwat Poo atau
Kong Jiao Yue Bao.
25
September 1924 diadakan Konggres di Bandung yang tujuan utamanya membahas lebih
lanjut penyeragaman tata ibadah di seluruh tanah air.
25
Desember 1938 diadakan konferensi di Surakarta dan kedudukan pusat dialihkan ke
kota Surakarta, dengan ketua umum Tio Tjien Ik, sekretaris Auw Ing Kiong dan
diterbitkan majalah bulanan Bok Tok Gwat Po (Mu Duo Yue Bao).
20
Februari 1939 diadakan perayaan Tahun Baru Imlek bersama di Surakarta.
24
April 1940 diadakan konferensi Kong Jiao Zong Hui di Surabaya yang hasil antara
lain :
Konferensi
tahun 1941 akan diselenggarakan di Cirebon Semua sekolah Khong Kauw Hwee diberi
pelajaran agama Khonghucu. Upacara pernikahan dan kematian supaya diselidiki
dan disesuaikan dengan keadaan jaman tapi tetap berpatokan pada nilai-nilai Ru
Jiao.
Pada
tahun 1942, karena imbas perang dunia ke II dan masuknya bala tentara Jepang ke
Indonesia, Khong Kauw Tjong Hwee yang dianggap anti-Jepang dibekukan.
Masa
Penjajahan Jepang (1942-1945) Pada masa itu, Litang (tempat ibadah umat
Khonghucu) banyak menampung pengungsi tanpa memandang Ras. Hal ini sesuai
dengan prinsip “Di Empat Penjuru Samudera Semua Umat Bersaudara” (四海之內,皆兄弟也
Si Hai Zhi Nei, Jie Xiong Di Ye). Lun Yu 12:5.
Masa
Kemerdekaan – Pada awal-awal kemerdekaan NKRI, kegiatan Khong Kauw Hwee lebih
banyak bersifat lokal. Pada bulan Desember 1954 di Solo diselenggarakan
konferensi tokoh-tokoh agama Khonghucu untuk persiapan membangun kembali Khong
Kauw Tjong Hwee,
Pada
tgl 16 April 1955 dibentuk PKCHI (Perserikatan Khong Chiao Hwee Indonesia /
Perserikatan Kong Jiao Hui Indonesia) sebagai penjelmaan kembali Khong Kauw
Tjong Hwee dengan kedudukan pusat di Solo dengan Ketua umum: Dr. Kwik Tjie
Tiok. Sekretaris: Oei Kok Dhan.
Konggres
agama Konghucu
Konggres
pertama diselenggarakan 6-7 Juli 1956 di Solo. Dalam Konggres ini disempurnakan
AD dan ART PKCHI. Kedudukan pusat tetap di Solo dengan ketua Dr. Kwik Tjie Tiok
dan Sekretaris Tjan Bian Lie.
Konggres
kedua diselenggarakan di Bandung, tgl 6-9 Juli 1957. Kedudukan pusat tetap
dipilih kota Solo dengan ketua Dr. Kwik Tjie Tiok dan Tjan Bian Lie sebagai
sekretaris.
Konggres
ketiga diselenggarakan di Boen Bio Surabaya tgl 5-7 Juli 1959 dengan ketua umum
Tan Hok Liang dan sekretaris Tan Liong Kie untuk periode 1959-1961 dengan
kedudukan pusat di Bogor Di dalam konggres ke empat di Solo 14-16 Juli 1961
diputuskan:
- Pro
Kontra Agama Konghucu
Pihak yang pro agar Konghucu diakui sebagai
agama, menuduh bahwa para penentangnya mempunyai motif tertentu, seputar
pengikut (umat) dan materi semata-mata. Semakin banyak pengikut, maka akan
semakin banyak pula dana yang dapat dihimpun. Mereka melihatnya dari kenyataan
di lapangan, di mana banyak tokoh- tokoh agama tertentu yang agresif dalam
"menyelamatkan" umat manusia; khususnya orang Tionghoa, dari
"kuasa kegelapan". Untuk mudahnya sebut saja agama XY, agama X dari
sekte Y.
- Kelompok Kontra Konghucu
Suatu ajaran filsof, bukan agama.
Pertentangan dengan ajaran monotheisme dengan polytheisme. Perdebatan ini tidak
kunjung selesai, jika ini hanya ajaran filsof berarti agama Buddha buka suatu
agama juga dalam argument ini.
- Kelompok Netral
Menganggap bahwa semua ajaran agama
itu sama, sama-sama mengajarkan kebaikan. Yang berbeda hanya ritual dan tata
pelaksanaannya. Konsep ketuhanan yanga diklaim oleh ajaran monotheisme masih
dalam perdebatan yang tidak berakhir.
Dasar hukum pengakuan agama Konghucu
Bisa di bilang agama ini sudah di akui oleh pemerintah
tetapi yang saya dengar, menteri agama masih belum mensahkan adanya gama
konghucu, agama ini sangat merdeka saat Alm. Gusdur menjabat sebagai Presiden.
Kenapa beliau sangat ingin memerdekakan agama konghucu? Agar umat Islam bisa
menjadi orang yang menghargai antar agama. Tetapi dalam undang-undang no. 5
tahun 1969.
Menjelaskan Ajaran Konghucu tentang Etika
Dilihat dari ajaran-ajaran agama khonghucu di lihat dari kitab sucinya, tampaknya khonghucu sangat menekankan pentingnya nilai-nilai etika. Menurut Khonghucu etika itu penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Untuk mengenal ajaran etika Khonghucu secara mendalam, maka kita harus mengenal apa yang disebut dengan San Kang (tiga hubungan tata karma), Ngo Lun (Lima norma kesopanan dalam masyarakat ), Pa Te (Delapan sifat mulia atau delapan kebijakan ), pentingnya nilai belajar bagai manusia dan etika terhadap makluk halus.
Menjelaskan Ajaran Konghucu tentang Tuhan, Keimanan dan hidup setelah Mati
Disusun
Oleh :
Faisal
Wibowo: 1110032100018
Saiful
Bahri: 1110032100046
Muhammad
Haikal Rahmatullah: 1110032100011
PENDAHULUAN
Khong Hu
Cu hidup 2.500 tahun lalu, tetapi hingga akhir abad ke-16 ia belum dikenal
orang barat, yaitu ketika namanya dilatinkan menjadi Confucius. Namun kita
tidak pernah bisa berharap seperti apa sebenarnya Khong Hu Cu itu dan apa saja
yang terkandung dalam ajarannya.
Pada
makalah ini akan dibahas mengenai masalah tentang ajaran atau doktrin yang di
kembangkan dalam agama Kong Hu Cu, berikut penjelasan-penjelasan yang akan di
paparkan pada bab-bab terkait.
Menjelaskan Riwayat hidup Konghucu dan Kitab Suci Agama Konghucu
Kong
Hu Cu atau Konfusius, kadang-kadang sering hanya disebut (551
SM – 479 SM) adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf
sosial Tiongkok. Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan,
dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal
Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Kong Hu Cu, ia diakui sebagai nabi.
Pengaruh
Kong Hu Cu terhadap peradaban Tiongkok tidak boleh dianggap enteng; ajarannya
telah meluas ke Jepang, Korea dan Vietnam, khususnya melalui Konfusianisme,
doktrin yang dikembangkan murid-muridnya dan para komentator. Kong Hu-Cu hidup
di jaman dinasti Chou, masa menyuburnya kehidupan intelektual di Cina,
sedangkan penguasa saat itu tidak menggubris sama sekali petuah-petuahnya. Baru
sesudah dia wafatlah ajaran-ajarannya menyebar luas ke seluruh pojok Cina.
Khonghucu
adalah putra bungsu Shu Liang He. Ia mempunyai 9 kakak perempuan dan seorang
kakak laki-laki yang cacat kaki bernama Meng-bi. Ibunya bernama Yan Zheng Zai.
Ia lahir pada tanggal 27 Ba Yue (bulan 8) 551 Sebelum Masehi di negeri Lu, Kota
Zou Yi, Desa Chang Ping di lembah Kong Song (kini jazirah Shandong kota Qu Fu).
Nama kecilnya adalah Qiu yang berarti bukit alias Zong Ni artinya Putera kedua
dari bukit Ni, beliau menikah dengan puteri Negeri Song yang bermarga Jian
Guan. Dari pernikahan ini mendapat seorang putera yang diberi nama Li yang
berarti ikan gurami alias Bo Yu. Diberi nama demikian karena pada kelahiran
puteranya beliau telah diantari ikan gurami oleh Raja Muda Negeri Lu yang
panggilannnya Lu Zhao Gong. Selain Li, Khonghucu masih mempunyai dua orang
puteri yang seorang menjadi isteri Gong Ye Chang, murid beliau.
Menjelaskan agama Tao di China dan Indonesia Dewasa
Taoisme
sebagai suatu ajaran yang muncul di china pada abad ke 2M. namun sebelumnya
Toisme dipraktekkan secara turun menurun oleh orang-orang China sejak Loa Tze
meninggalkan ajarannya untuk kepentingan orang-orang yang haus dengan
ajaran-ajaran dari guru tua yang bijaksana.
Taoisme sekarang di China dibagi
menjadi dalam dua sekte besar:
- Taoisme
Perdamaian Besar (Taoisme of Great Peace)
Sekte
ini tidak berkembang lagi dikarenakan ajarannya yang sangat ekstrim dan
membahayakan kepentingan Negara China, yang pada saat itu sedang dikuasai oleh
orang komunis. Karena komunis tidak meyakinkan adanya Tuhan, dan sangat
merugikan bangsa komunis jika orang China mementingkan agamanya.
- Taoisme Lima Gantang Beras (Five Bushels
of Rice)
Sekte
ini masih berkembang di China, dan dapat hidup dan berlangsung sampai sekarang ini.
- Perkembangan Agama Taoisme di Indonesia
Pada
zaman orde baru, agama Tao terbelenggu pada pemerintah. Tidak ada sama sekali
tradisi ajaran agama Tao, seperti Tahun Baru Imlek dan upacara-upacara ritual
keagamaan dan lainnya. Pada zaman ini agama Tao kehilangan identitas dan pada
pindah agama. Karena para leluhur yang membawa agam Tao sudah meninggal dan
tidak diteruskan oleh anaknya maka agama tao belum jelas juga.. di Indonesia
agama ini belum juga di resmikan oleh negara.
Adapun praktek keagamaan Tao:
- Persembahan kepada Dewa
- Sembahyang Tahun Baru Imlek-Yin
Sen Ciek Fuk
- Upacara pernikahan
- Upacara kematian
- Perkembangan Agama Taoisme di China
Pada
zaman baru, agama Tao terbelenggu oleh pemerintah. Tidak boleh ada berbau Tao,
termasuk juga tradisi-tradisi agama Tao, seperti Tahun baru Imlek dan
upacara-upacara ritual keberagamaan, dan lain sebagainya. Pada zaman orde baru
itu menjadi kehilangan identitas dan tidak tahu lagi apa agama Tao itu
sebenernya, dan masyarakat yang menganut agama Tao pada saat itu diminta untuk
pindah ke agama lain.
Agama
Tao ini masih belum dipercayai oleh pemerintah karena banyak kendala dalam
Undang-undang yang sudah disahkan, maka dari itu acara ibadah umat Tao tidak di
selengggarakan di tempat ibadah. Karena tempat ibadah mereka masih belum ada
dan tidak boleh membangung tempat ibadah. Agama ini tidak menyembah berhala.
- Praktek keagamaan Tao
- Asal usul adanya Sam Seng dan Persembahan
pada Dewa
Meminta
pertolongan kepada guru Tao diklenteng, ada juga yang menanyakan jodoh, nasib
dan sebagainya. Dan disinilah timbul kebiasaan menyembah Dewa.
- Yin Shen Jie Fu (Yin Sen Ciek Fuk)
Sembahyang
tahun baru Imlek, dalam acara sembahyang ini semua rumah harus dibersihkan,
meja sembahyang patung-patung Dewa-dewa diturunkan dan dibersihkan dengan
sabun. Semua Hu yang sudah berubah warna dibakar.
- Upacara
Pernikahan
Di
antarkan ke latar kepada Maha Dewa kita, diletakkan 5 macam buah sebagai
lamabng dari U Fuk (Lima kebahagiaan), adapun juga sebelah kanan-kiri ditaruh 9
lilin merah dan rangkaian bunga.
- Upacara Kematian
Membakar
kertas perak (uang diakhirat) sebagai lambang biaya diakhirat yang dilakukan
sambil mendoakan yang meninggal
- Mayat dimandikan dan dibersihkan, dan
diberi pakaian tujuh lapis, yang pertama pakaian yang dipakai saat
menilkah dan selanjutnya pakaian lain.
- Kedua mata, lubang hidung, mulut, telinga,
diberi mutiara sebagai penerangan di alam lain.
- Disisi kanan kiri diisi dengan pakaian
yang meninggal.sepatu dari bahan kain, bila yang meninggal menggunakan
kacamata maka kedua lobang kacamata tersebut harus dipecahkan sebagai
lambang bahwa sudah dialam lain.
Upacara sesudah pemakaman
biasanya dari:
-
Acara 3 hari sesudah meninggal
-
7 hari sesudah meninggal
-
40 hari sesudah meninggal
-
Setiap tahun memperingati hari
kematian.
Praktek Tao: Fengsui
Feng Shui adalah seni hidup dalam
keharmonisan dengan alam, sehingga seseorang paling banyak mendapatkan
keuntungan, ketenangan dan kemakmuran dari keseimbangan yang sempuran dengan
alam. Feng Shui menjanjikan kehidupan yang berlimpah bagi mereka yang mengikuti
prinsip dan aturannya ketika membangun rumah dan usaha.
Secara bahasa Fung
Shui (bahasa mandarin) atau hong shui (bahasa hok kien) diartikan feng (angin)
dan shui (air). Istilah ini meupakan untuk mengatur penempatan letak gedung dan
bangunan buatan manusia agar seimbang dengan lingkungan sekitarnya. Angin dan
air bersama-sama menyatukan unsur alam yang mengalir dan mempengaruhi permukaan
bumi. Masyarakat China percaya bahwa Feng Shui dapat mengatur dan menentukan
keberuntungan manusia.
Menjelaskan Konsep Yin Yang
Riwayat Hidup Lao Tze dan Kitab Suci Agama Tao
Riwayat Hidup Lao Tze
A. Sejarah Hidup Lao-tse
Pakar sejarah Huston Smit menjelaskan, bahwa Taoisme yang ada di China termasuk agama terbesar kedua dari Agama Buddha, berasal dari seorang pemikir yang bernama Lo-tse.[2] Beliau Lahir di negeri China pada tahun 640 S.M. Tidak diketahui di desa dan kabupaten mana di China dia lahir. Bahkan para sarjana juga tidak menjelaskan kapan dia meninggal dunia dan dimana dia dikuburkan. Dikatakan bahwa dia juga mempunyai orang tua, tapi juga tidak dapat diketahu siapa nama kedua orang tuanya.
Dikatakan juga bahwa dia hidup tiga abad kemudian dari tahun tersebut(640 SM), sedangkan sarjana lain meragukan tokoh yang unik ini, apakah dia benr-benar ada atau hanya dongeng saja yang berkembang dalam masyarakat China. Kata para sarjana yang meragukan keberadaan beliau, bahwa jika benar Lao-tse itu ada dan pernah hidup di dunia, maka sama sekali tidak pernah tahu tentang siapa nama yang sebenarnya. Lao-tse, yang diterjemahkan sebagai ‘putra tua”,’sahabat tua”,atau ‘sang guru tua”, atau sering juga kita terjemahkan sebagai “guru”, merupakan gelar kecintaan dan penghormatan kepada seseorang dan bukan namanya. Demikian menurut para ssarjana yang meragukan keberadaan Lao-tse tersebut, dan diikuti oleh sebagian orang China yang tidak mempercayainya.
Dapat dikatakan bahwa Lao-tse memang benar-benar ada dan hidup pada tahun 640 SM. Tapi karena tidak banyak orang yang berjumpa dengannya, dan kurangnya bukti-bukti sejarah yang menejlaskan tentangnya, makabanyak sarjana yang meragukan keberadaanya. Berdasarkan kitab Tao-te-ching sudah dapat menjelaskan keberadaan Lo-tse didunia. Tidak mungkin ada sebuah kitab yang cukup bagus yang menjelaskan tentang kehidupan dan hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan, jika tidak berasal dari sumber yang jelas dan penulis yang bijaksana.
Diberitakan dari beberapa legenda yang berkembang didaerah sekitar Lao-Tse bahwasannya dia dilahirkan tanpa dosa,meskipun banyak yang tidak tahu betul tentang kelahirannya. Dia dilahirkan tanpa dosa sama sekali oleh sebuah meteor dan dikandung oleh ibunya selama delapan puluh dua tahun. Oleh sebab itu,ia lahir sebagai orang yang sudah tua dengan rambut dikepalanya yan sudah memutih. Dia lahir sebagai orang yang bijaksana dan penuh dengan wibawa. berita lain juga memberikan penjelasan yang berbeda,bukan menyoroti masalah kelahirannya tapi pekerjaannya. Berdasarkan berita ini,dia diceritakan memiliki pekerjaan sebagai pemelihara arsip di negaranya, yaitu disebelah barat Barat di China. Berkatnya, semua arsip-arsip Negara terjaga dengan rapi dan tersimpan ditempat ditempat-tempat yang aman, karena dia tergolong orang yang tekun dalam mengurus persoalan kearsipan. Sudah dapat kita bayangkan bahwa pekerjaan seorang penjaga arsip tersebut tidaklah banyak mendatangkan uang, sehingga dalam hayatnya dia hidup dengan cara sederhana.[1]
Menurut Huston Smith, bahwa gambaran mengenai keseluruhn pribadi Lao-tse didasarkan pada buku kecil(tao-te-ching) yang diyakini ditulisannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Ada juga sebagian orang menganggap bahwa buku kecil tersebut adalah bukan ditulis oleh Lao-tse tapi orang yang hidup setelah beliau. Buku tersebut memberitakan bahwasannya Lao-tse adala petapa yang hidup dalam kesepian dan senang menyendiri, tetapi dia adalah sosok yang humoris atau orang yang senang bergaul dan menyenangkan semua orang, sehingga disimpulkan dia memiliki dua kepribadiaan yang berbeda. Sehubungan dengan dia senang bertapa atau menyendiri, para ahli agama dan filsafat berpendapat bahwa tokoh Lao-tse ini memiliki ajaran-ajaran yang mistisem atau tasawuf dalam ajaran islam yang dipraktekkan oleh banyak fiosouf muslim dinegara-negara Timur Tengah dimasa lampau.
Di akhir riwayatnya, Lao-tse diberitakan menaiki seekor kerbau atau ada berita lain yang meng kabarkan Lao-tse menaiki seekor kud) dan pergi kea rah Barat, yang sekarang ini daerah tersebut dikenal sebagai Tibet. Di Lembah Hankao, Lao-tse bertemu dengan penjaga pintu gerbang yang mengetahui potensi ilmu yang luar biasa yang ada pada diri Lao-tse. Padahal pada saat itu Lao-tse ingin meninggalkan negeri tersebut. Akan tetapi,penjaga pintu gerbang tersebut mengizinkan Lao-tse pergi apabila enuliskan semua yang ada dipikirannya selama tiga hari ditempat asalnya baru dia diperbolehkan pergi oleh penjaga pintu gerbang. Setelah menuliskan semua pikirannya selama tiga hari,dia kembali menemui penjaga pintu gerbang perbatasan utntu menyerahkan karyanya atau buku yang kecil yang memuat 5000 huruf China yang dikenal sebagai to-te ching atau dapat juga diartikan sebagai”jalan dan kekuatannya”. Buku kecil ini dapat dibaca dalam waktu singkat dan meliputi keseluruhan ajaran Tao. Ajaran ini sampai sekarang masih tetap menjadi acuan para pengikut Tao diseluruh dunia.
Sejarah Perkembangan Agama Tao
I.
Macam-macam Perngertian Taoisme
Menurut
bahasa Tao “jalan”, “cara”, atau “akal”. Bahkan ada juga yang mengartikan
sebagai “kata-kata suci”. Taoisme (Tionghoa:
道教 atau 道家
) juga dikenal dengan Daoisme, diprakarsai oleh Laozi (老子;pinyin:Lǎozǐ)
sejak akhir Zaman Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM atau abad
ke-6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan ajaran Laozi yang berdasarkan Daode Jing (道德經,pinyin:Dàodé
Jīng). Pengikut Laozi yang terkenal adalah Zhuangzi (莊子)
yang merupakan tokoh penulis kitab yang berjudul Zhuangzi.
Taoisme
adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur
ribuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa Konfusiusme.
Hal ini dapat disebut sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk Taoisme yang
lebih sistematis dan berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3 abad SM. Selain
aliran filsafat, Taoisme juga muncul dalam bentuk agama rakyat, yang mulai
berkembang 2 abad setelah perkembangan filsafat Taoisme.[1]
Tao: Hukum yang sudah kodratnya atau jalan
Contoh: matahari terbit di Timur, terbenam di Barat.
Langganan:
Postingan (Atom)