CHIO TAU merupakan tradisi pernikahan etnis Tionghoa yang kental dengan unsur budaya. Prosesi Chio Tau terdiri dari 13 ritual yang harus dilewati calon pasangan suami-istri.
|
1. Penghormatan di meja sam kai (leluhur)
Awal upacara,
orangtua mempelai memasang lilin di meja Sam Kai, di depan gantang yang berisi
beras dan perangkat yang diletakkan di sebuah meja. Dilanjutkan dengan memasang
dupa (hio) oleh orang tua agar upacara berkalan lancar. Pengantin lalu
digandeng orangtua di tangan kirinya. Pengantin juga ikut memasang hio di meja
Sam Kai.
|
|
2. Penyisiran rambut
Pengantin duduk di atas kursi yang diletakkan di atas tampah. Naik tampah berarti
pengantin memasuki dunia rumah tangga sehingga ia harus hidup mandiri.
Pengantin pria mengenakan baju putih dan perempuan mengenakan atasan putih
dengan bawahan kain onde. Rambut pengantin disisir sebanyak tiga kali dengan
ditarik lurus. Lalu adik paling kecil dari mempelai wanita menyisir dengan
harapan 'panjang jodoh, panjang umur, dan panjang rejeki'.
|
|
3. Pemberian uang pelita
Pengantin menerima uang pelita yang digunakan untuk modal dagang bagi keluarga
barunya. Uang ini diletakkan di dalam gantang berisi beras.
------------------------------------------
4. Pemakaian baju pengantin
Pengantin perempuan akan dipasang kembang goyang 25 bunga dan burung Hong
sebagai lambang putri raja. Hal ini dimaksudkan agar mempelai menjadi ratu sehari.
Pengantin wanita lalu dipasangkan kun (rok) warna hijau menutupi celana
panjang. Pengantin pria dipakaiakan baju Chio Tau seperti baju pejabat Mandarin
di jaman kekaisaran.
------------------------------------------
|
|
5. Pai Ciu
Orangtua memberikan ciu (arak beras) kepada anak agar berani tumbuh dan
bernyali menghadapi kehidupan dalam keluarga baru. |
|
6. Makan 12 mangkuk
Pengantin harus memakan hidangan dalam 12 mangkuk kecil sebagai simbol makanan
tiap bulan sepanjang tahun. Sepasang bocah pendamping mendampingi proses ini.
------------------------------------------
7. Makan nasi melek
Ini adalah simbol suapan terakhir dari ibu yang memberi makan terakhir kali
kepada pengantin. Ayahnya juga menyuguhkan minuman terakhir. Arti dari proses
ini adalah bahwa tugas orang tua telah selelsai dalam membimbing anaknya.
-------------------------------------------
|
|
8. Pemasangan oto dan kerudung
Pengantin perempuan memakai oto (kantong yang diikat di perut) yang berisi buku
Tong Shu, angpao, dan kue. Hal ini berarti orang tua membekali anak
perempuannya dengan pengetahuan dan panganan. Pemasangan kerudung hijau
melambangkan pelepasan orangtua untuk diserahkan pada pengantin lelaki.
-------------------------------------------
9. Sawer
Pengantin disawer oleh kedua orang tua berupa beras kuning dan uang logam. Itu
bertujuan agar pengantin mendapat berkah yang melimpah.
10. Sembahyang kimpoi Pengantin melakukan sembahyang kimpoi dengan pemasangan dupa di meja Sam Kai
untuk berterimakasih kepada tuhan.
-----------------------------------------
|
|
11. Soja pengantin
Pengantin lelaki bersoja tiga kali menghormati si perempuan yang dalam posisi
duduk. Hal ini melambangkan niat baik dan penghormatan bagi teman hidup.
Dilanjutkan dgn membuka kerudung hijau yang dikenakan pengantin perempuan dgn
menggunakan kipas yang dipegang oleh pengantin pria. Pengantin pria lalu
melepas oto yang dipasang di pengantin perempuan, sementara pengantin perempuan
membuka satu kancing baju pengantin lelaki. Hal ini sebagai lambang dimulainya
kehidupan rumah tangga. |
|
12. Suap-suapaan pengantin
Saling suap-suapan onde, buah atap (kolang kaling), kue lapis, dan agar-agar.
Makna onde adalah kehidupan rukun, buah atap adalah mantap menapaki hidup, kue
lapis adalah rejeki berlapis, agar-agar adalah lambang perkimpoian tetap segar. |
|
13. Teh pay
Kedua pengantin menyuguhkan teh pada orang tua, yang dibalas dengan pemberian
angpao sebagai bekal hidup. Dengan ini, penikahan Chio Tau telah sah dilakukan.
|
sumber :
http://www.klikunic.com/2012/02/13-ritual-chio-tau-tradisi-unik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar