Riwayat Hidup Lao Tze
A. Sejarah Hidup Lao-tse
Pakar sejarah Huston Smit menjelaskan, bahwa Taoisme yang ada di China termasuk agama terbesar kedua dari Agama Buddha, berasal dari seorang pemikir yang bernama Lo-tse.[2] Beliau Lahir di negeri China pada tahun 640 S.M. Tidak diketahui di desa dan kabupaten mana di China dia lahir. Bahkan para sarjana juga tidak menjelaskan kapan dia meninggal dunia dan dimana dia dikuburkan. Dikatakan bahwa dia juga mempunyai orang tua, tapi juga tidak dapat diketahu siapa nama kedua orang tuanya.
Dikatakan juga bahwa dia hidup tiga abad kemudian dari tahun tersebut(640 SM), sedangkan sarjana lain meragukan tokoh yang unik ini, apakah dia benr-benar ada atau hanya dongeng saja yang berkembang dalam masyarakat China. Kata para sarjana yang meragukan keberadaan beliau, bahwa jika benar Lao-tse itu ada dan pernah hidup di dunia, maka sama sekali tidak pernah tahu tentang siapa nama yang sebenarnya. Lao-tse, yang diterjemahkan sebagai ‘putra tua”,’sahabat tua”,atau ‘sang guru tua”, atau sering juga kita terjemahkan sebagai “guru”, merupakan gelar kecintaan dan penghormatan kepada seseorang dan bukan namanya. Demikian menurut para ssarjana yang meragukan keberadaan Lao-tse tersebut, dan diikuti oleh sebagian orang China yang tidak mempercayainya.
Dapat dikatakan bahwa Lao-tse memang benar-benar ada dan hidup pada tahun 640 SM. Tapi karena tidak banyak orang yang berjumpa dengannya, dan kurangnya bukti-bukti sejarah yang menejlaskan tentangnya, makabanyak sarjana yang meragukan keberadaanya. Berdasarkan kitab Tao-te-ching sudah dapat menjelaskan keberadaan Lo-tse didunia. Tidak mungkin ada sebuah kitab yang cukup bagus yang menjelaskan tentang kehidupan dan hal-hal yang berhubungan dengan ketuhanan, jika tidak berasal dari sumber yang jelas dan penulis yang bijaksana.
Diberitakan dari beberapa legenda yang berkembang didaerah sekitar Lao-Tse bahwasannya dia dilahirkan tanpa dosa,meskipun banyak yang tidak tahu betul tentang kelahirannya. Dia dilahirkan tanpa dosa sama sekali oleh sebuah meteor dan dikandung oleh ibunya selama delapan puluh dua tahun. Oleh sebab itu,ia lahir sebagai orang yang sudah tua dengan rambut dikepalanya yan sudah memutih. Dia lahir sebagai orang yang bijaksana dan penuh dengan wibawa. berita lain juga memberikan penjelasan yang berbeda,bukan menyoroti masalah kelahirannya tapi pekerjaannya. Berdasarkan berita ini,dia diceritakan memiliki pekerjaan sebagai pemelihara arsip di negaranya, yaitu disebelah barat Barat di China. Berkatnya, semua arsip-arsip Negara terjaga dengan rapi dan tersimpan ditempat ditempat-tempat yang aman, karena dia tergolong orang yang tekun dalam mengurus persoalan kearsipan. Sudah dapat kita bayangkan bahwa pekerjaan seorang penjaga arsip tersebut tidaklah banyak mendatangkan uang, sehingga dalam hayatnya dia hidup dengan cara sederhana.[1]
Menurut Huston Smith, bahwa gambaran mengenai keseluruhn pribadi Lao-tse didasarkan pada buku kecil(tao-te-ching) yang diyakini ditulisannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Ada juga sebagian orang menganggap bahwa buku kecil tersebut adalah bukan ditulis oleh Lao-tse tapi orang yang hidup setelah beliau. Buku tersebut memberitakan bahwasannya Lao-tse adala petapa yang hidup dalam kesepian dan senang menyendiri, tetapi dia adalah sosok yang humoris atau orang yang senang bergaul dan menyenangkan semua orang, sehingga disimpulkan dia memiliki dua kepribadiaan yang berbeda. Sehubungan dengan dia senang bertapa atau menyendiri, para ahli agama dan filsafat berpendapat bahwa tokoh Lao-tse ini memiliki ajaran-ajaran yang mistisem atau tasawuf dalam ajaran islam yang dipraktekkan oleh banyak fiosouf muslim dinegara-negara Timur Tengah dimasa lampau.
Di akhir riwayatnya, Lao-tse diberitakan menaiki seekor kerbau atau ada berita lain yang meng kabarkan Lao-tse menaiki seekor kud) dan pergi kea rah Barat, yang sekarang ini daerah tersebut dikenal sebagai Tibet. Di Lembah Hankao, Lao-tse bertemu dengan penjaga pintu gerbang yang mengetahui potensi ilmu yang luar biasa yang ada pada diri Lao-tse. Padahal pada saat itu Lao-tse ingin meninggalkan negeri tersebut. Akan tetapi,penjaga pintu gerbang tersebut mengizinkan Lao-tse pergi apabila enuliskan semua yang ada dipikirannya selama tiga hari ditempat asalnya baru dia diperbolehkan pergi oleh penjaga pintu gerbang. Setelah menuliskan semua pikirannya selama tiga hari,dia kembali menemui penjaga pintu gerbang perbatasan utntu menyerahkan karyanya atau buku yang kecil yang memuat 5000 huruf China yang dikenal sebagai to-te ching atau dapat juga diartikan sebagai”jalan dan kekuatannya”. Buku kecil ini dapat dibaca dalam waktu singkat dan meliputi keseluruhan ajaran Tao. Ajaran ini sampai sekarang masih tetap menjadi acuan para pengikut Tao diseluruh dunia.
Ahli sejarah China,Ssuma Ch’ien(145-860) menyatakan bahwa identitas dan sejarah pribadi Lao-tse masih misterius, seperti Tao itu sendiri.
B. Gagasan Lao-tze
Tokoh Lao-tze mempunyai ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam Tao te Ching, yang mencakup definisi, khususnya ungkapan-ungkapan kata-kata yang terdapat dalam yijing atau yaking(kitab perubahan), yang menjelaskan teori tentang yin dan yang,yang menyebabkan terjadinya sesuatu didunia ini dan juga dapat menghancurkan satu dengan lainnya.[2]
“Tao melahirkan satu dan satu melahirkan dua”.
Yang dimaksud dengan kata”dua”dia tas adalah yang dan yin, yang mengatur dunia, baik dunia nyata maupun tidak nyata. Yang dan Ying adalah dua aspek yang saling berlawanan dan keduanya sama-sama mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia.
Yang bersifat terang, aktif ,laki-laki,panas,kering, dan positing, sedangkan yin bersifat gelap,pasif,perempuan,teduh,basah, dan negatif. Mereka saling melengkapi, namun hubungan mereka adalah berjenjang. Yang selalu dianggap paling besar dari pada Yin, yaitu seperti model dimana laki-laki selalu mendominasi dalam masyarakat.
Meskipun Yang dan Yin merupakan dua aspek yang selalu berlawanan namun jika mereka bersatu mereka menjadi harmonis. Yang dan Yin saling membutuhkan atau bergantung antara satu dengan lainnya, misalnya tanpa “dingin”,maka tidak ada konsep “panas”. Yin berada dalam Yang dan Yang berada dalam Yin.[3]
Sebuah model alternatif,model ini selalu dikombinasikan dengan Yang dan Yin,Yang didasarkan pada wu xing,suatu pengertian dengan berbagai cara dengan yang diterjemahkan sebagai lima elemen atau lima bagian, lima agen, lima fase atau tahap, atau lima kualitas operasional. Kayu,api,tanah,logam, dan air: wu xing berhubungan dengan lima pengertian, lima organ dalam, lima suara,lima warna,lima kebaikan,lima hubungan.
- Mereka(Yang dan Yin) mengontrol petunjuk dalam(timur,barat,utara,selatan, dan tengah).
- Mereka(Yang dan Yin) melahirkan yang lainnya atau yang ada dialam ini:Kayu menghiduokan api,api menghidupkan bumi,bumi menghidupkan logam, dan logam menghidupkan air.
- Mereka juga mengontrol semua yang ada dibumi:air mengontrol api,api mengontrol logam,logam mengontrol bumi,bumi mengontrol air.[4]
Termasuk juga gagasan mengenai Chi,energy kehidupan yag dapat menyebabkan semua makhluk hidup dapat bergerak atau hidup. Pengaruh tradisi yang lain adalah dapat dilihat dalam Saman yang dapat memerintah roh-roh untuk melakukan sesuatu yang dikehendakinya, termasuk juga memerintahkan roh-roh untuk melakukan perjalanan,melakukan praktek-praktek kesufian atau mistisme yang mendalam dan melakukan perenungan atau kontemplasi sebagaimana juga dilakukan oleh agama-agama lain, seperti agama budha.
II. Kitab-Kitab Suci Agama Tao
Ketika agama-agama didunia mudah untuk dipahami oleh pengikutnya dengan melalui kitab-kitab suci yang dianggap benar pada agama tersebut. Seperti agama Tao juga memiliki kitab-kitab yang dipandang suci dan dijadikan oleh penganutnya sebagai acuan dalam berbuat dan bertingkah laku. Kitab-kitab atau buku-buku yang berhubungan dengan agama Tao mencakup koleksi-koleksi dari karya-karya yang sangat luar biasa yang jumlahnya tidak terbilang banyaknya. Buku-buku tersebut meliputi karya-karya yang berhubungan wahyu atau kitab-kitab yang dianggap wahyu oleh para pengikut agama Tao, Kitab-kitab silsilah mengenai keturunan Raja-raja dan orang-orang penting, dan kitab tentang simbol-simbol yang terdapat dalam diagram-diagram suci. Buku-buku yang berkenaan dengan peraturan agama Tao jumlahnya tidak kurang dari 1445 edisi,dan terdiri dari 1120 volume. Kitab-kitab dan buku-buku yang berhubungan dengan agama Tao semakin banyak dikenal masyarakat setelah dicetak kembali pada tahun 1925.
Disamping buku-buku yang berhubungan dengan agama Tao, ada juga hal-hal penting yang tidak berbentuk kitab-kitab atau buku yang terkait dengan agama dan peraturan-peraturan agama Tao, ini termasuk dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan agama. Selain dokumen-dokumen, karya lain mengenai agama Tao para ahli juga menjumpai tulisan-tulisan yang berkaitan dengan agama yang terpahat-pahat dibatu-batu dan ditembaga-tembaga kuno. Batu-batu dan tembaga-tembaga yang menyimpan dokumen-dokumen penting tersebut dapat dijumpai digua-gua,gunung-gunung, dan tempat ibadah orang China..
Bermula dari sebuah kisah yang menerangkan bahwasannya Lao-tze membeli sebuah kereta kecil yang ditarik oleh seekor sapi hitam dan dengan keretanya itu, ia menuju ke daerah Chu, akan tetapi ketika melintas diperbatasan, seorang penjaga mengenalnya yaitu Penjaga perbatasan yang bernama Yin Shi menegurnya,"Tuan selalu menyukai hidup sebagai orang pertapa, akan tetapi Tuan tak pernah menulis ajaran-ajaran Tuan. Sekarang Tuan ingin meninggalkan daerah ini,pelajaran Tuan akan dilupakan orang,maka dari itu saya tak akan mengijinkan Tuan menyebrang sampai Tuan selesai menulis pokok-pokok ajaran Tuan"
Akhirnya untuk memenuhi permintaan itu, Lao-tze tertahan diperbatasan tersebut untuk menulis ajarannya dalam 5000 kata-kata yang terbagi 81 syair pendek, yang kemudian syair-syair tersebut disebut dengan Tao te Ching. Lao tze kemudian menyerahkan tulisannya kepada Yin Hsi dengan mengatakan bahwa:"Inilah yang harus saya ajarkan, sekarang izinkanlah saya meninggalkan tempat ini.[5]
Setelah Yin Hsi membacanya, ia meletakkan tulisan tersebut diatas meja rumah penjagaan perbatasan tersebut dan kemudian ia kembali kepada Lao tze dan mohon diperbolehkan mengikuti sebagai pengawal dan sekaligus menjadi muridnya yang pertama. Setelah kejadian ini, baik Lao-tze maupun Yin Hsi tidak muncul-muncul lagi, seolah mereka tidak pernah hidup, akan tetapi bukunya"Tao te Ching"tetap dipelajari.
Contoh sedikit ayat-ayat yang terkandung dalam Kitab Tao te Ching, yaitu:[6]
Tao Te-Ching I: 5
§ 天地 不 採取 任何 希望 成為 仁慈,
tiandi bu caique renhe xiwang cheng wei renci
"Langit dan bumi tidak bertindak dari (keinginan) maupun (dari) keinginan menjadi bijak"
§ 他們 處理 一切 事情 的 狗 基層 得到 處理,
tamen chuli yiqie syiqing di gou jiceng dedao chuli
"mereka menghadapi segala sesuatu seperti anjing hutan yang terurus"
§ 聖人 不 採取 行 動的 仁慈,
syengren bu caiquxing dong di renci tamen
"(orang-orang) yang bijak tidak bertindak dari (keinginan menjadi) bijak"
§ 他們 處理 人民 的 狗 基層 得到 處理,
chuli renmin di gou jiceng dedao chuli
"mereka berurusan dengan orang-orang yang menjadi anjing-anjing hutan yang terurus"
"mereka berurusan dengan orang-orang yang menjadi anjing-anjing hutan yang terurus"
§ 月 之間 的 空間 不是 天地會 是 波紋 管
yue zhijian di kongjian busyi tiandihui syi bowen guan
"Mungkinkah tidak ada ruang di antara langit dan bumi yang sebanding dengan hembusan?"
§ 提 斯 倒,但 它 沒有失 去 它的 權力,
ti si dao, dan ta meiyou syiqu ta di quanli
"(Langit dan bumi) menguasai kekosongan, namun tidak kehilangan kekuasaannya"
§ 提 斯 再次 提出,並 發送 提出 了 更多 的 空氣,
ti si zaici tichu, bing fasong tichu liao gengduo di kongqi
"kekuasaannya pindah lagi, dan udara mengirim (kekuasaan itu) menjauh"
§ 許多 發言 用盡 迅速 帶領 我們 看 到,
xuduo fayan yongjin xunsu dailing women kan dao
"banyak isyarat untuk memahami kepemimpinan alam semesta"
§ 你的 內心 後衛,並 繼續 實行 免費
nide neixin houwei, bing jixu syixing mianfei
"jaga batinmu dan tetaplah semangat"
Kitab Tao te Ching tersebut merupakan pemikiran dari Lao-tze yang dijadikan buku pedoman moral dan etika bagi banyak orang. Sebagian orang atau para ahli ada yang menganggap bahwa ada kemungkinan Lao-tze merupakan tokoh mitologi yang tidak pernah dijumpai oleh kebanyakan orang didunia ini, karena kisah-kisah seputar dia sangat unik yang tidak pernah dijumpai oleh kebanyakan orang didunia ini. Kemungkinan-kemungkinan seperti ini juga sulit untuk dibuktikan, karena kesulitan untuk menemukan data untuk membuktikan hal tersebut.
Berdasarkan ajaran Tao te Ching bahwa kehidupan yang abadi ditemukan dalam kehampaan. Dari kehampaan bersemi kegunaan. Ruang kososng didalam gelisalah yang membuat gelas itu menjadi bermanfaat untuk orang banyak, karena tanpa ada ruang kosong didalamnya, maka gelas tersebut tidak akan dapat diiisi dengan air, dan akhirnya tidak akan bermakna bagi semua orang. Kitab suci tao te Ching adalah kesusasteraan yang paling tinggi, baik dalam segi gaya maupun dalam segi kaligrafi.
Selain kitab Tao te Ching, kita juga dapat mengenal kitab lain dalam agama Tao, yaitu Chuang_Tzu atau Zhuangzi merupakan kumpulan tiga puluh tiga bab esai yang terbagi menjadi tiga bagian: Bab dalam(nei-p"ien). Bab luar(wui-p"ien0. dan bab lain(tsa-p"ien), sebagaimana banyak naskah kuno yang lain. Chuang-Tzu yang kita miliki sekarang ini kurang lengkap. Kitab Chuang-Tzu yang ada sekarang ini ada kemungkinan disatukan pada awal abad ke-4. Pada masa dinasti T'ang,status Chuang_Tzu terangkatnketika kitab ini menjdai satu dari tiga kitab klasik agama Tao, bersama dengan Tao-te Ching dan Lieh-tzu.[8]
Chuang –tzu atau Zhuangzi, dianggap oleh para ahli sebagai kedua karya terbesar dari filsafat Taoisme.Kitab ini diberi nama oleh pengarangnya pada abad ke-4SM, Zhuangzi(guru Zhuang), dan nama lain dari Zhuangzi adalah Zhuan ho. Kitab ini lebih banyak diperuntukkan untuk rakyat jelata sebagai pedoman hidup mereka, daripada para penguasa. Zhuangzi yang juga dikenal sebagai nama penulisnya, dikenal sebagai tokoh yang senang mewujudkan Tao yang tidak terbatas dalam dirinya, guna untuk mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan dalam hidup ini. Dia melihat realitas alam dan menggambarkan alam sebagai sesuatu yang tidak terbatas atau kekal yang ada di ala mini dengan cara yang berbeda-beda. Dia juga melihat bahwa perubahan-perubahan ang terjadi dalam hidup ini dan juga dalam kematian sebagai perpaduan dengan Tao atau tidak terlepas dari unsur Tao. Kitab Zhuangzi juga bicara tentang keabadian dan kekekalan hidup kesempurnaan individu atau orang –orang yang hidup di atas gunung-gunung, mencari makanan disekielilingnya, menghirup embun pagi, udara segar, dan engalaman diatas gunung yang sangat menyenangkan adalah suatu tindakan yang tidak dapat dilupakan dan membentuk kepribadian mereka. Semua ide-ide yang terkandung dalam kitab ini menjadi sangat penting bagi tradisi keagamaan Taoisme diseluruh dunia.[7]
Contoh sepenggalan ayat dari kitab Zhuang-zi,yaitu:
Bab 26 : Banjir musim gugur .
Ayat 1 : Air yang menggelora .
Waktu turun musim gugur , ratusan aliran air mengalir ke sungai kuning , begitu besarnya sehingga airnya yang berlumpur menelan semua yang ada melalui tanggul di kedua tepi sungai .
Hantu penguasa sungai merasa senang dan berkata ; Ho ! Ho ! Ho ! Dari seluruh air yang ada di dunia , akulah yang terbesar.
Air mengalir sepanjang sungai sampai ke laut utara dan ketika hantu sungai melihat ke sekelilingnya , ia tak dapat melihat dari mana asal air itu dan berkata : Wah ! Benar-benar ini air yang terbesar di dunia!
Air mengalir sepanjang sungai sampai ke laut utara dan ketika hantu sungai melihat ke sekelilingnya , ia tak dapat melihat dari mana asal air itu dan berkata : Wah ! Benar-benar ini air yang terbesar di dunia!
Ia bertemu dengan dewa laut uara dan bertanya : aku benar-benar bodoh dan naif , bila aku tak datang kesini , aku akan benar-benar ditertawakan orang Tao . Dewa laut utara berkata : Orang tak dapat berbicara tentang laut dengan katak di dalam sumur , orang tak dapat berbincang tentang salju dengan serangga musim panas , orang tak dapat berbincang-bincang tentang Tao dengan orang sombong , karena kamu tahu tentang keterbatasanmu , saya mendiskusikan Tao denganmu.[8]
Pemikiran Zhuangzi yang tertuang didalam kitabnya(yang juga disebut kitab Zhuangzi atau Chuang-zhu) ditulis dalam tujuuh bab, sedangkan pemikiran yang lain ditulis sebanyaka dua puluh enam bab yang barangkali merupakan karya bagi para murid-muridnya yang sangat cerdas dan bijaksana.
Selain Tao te Ching, Zhuang zi, ada lagi dua karya kefilsafatan Taoisme yang besar lainnya yang ditulis pada abad ke-2SM. Kedua Karya kefilsafat Taoisme tersebut adalah Huainanzhi(guru huainan) dan lei zhi(kira-kira ditulis pada abad ke-3 SM sampai pada abad ke-4M). Kitab Huananzhi menjelaskan bagaimana waktu, alam, dan tindakan manusia satu dengan lainnya dapat saling berhubungan,ketergantungan, sehingga sulit untuk dipisahkan diantara mereka. Kitab Lie ezi menjelaskan mengenai Tao dan perubahan-perubahannya sepanjang sejarah, serta menjelaskan tentang penciptaan alam ini.
Kitab Liezi atau Lieh-tzu, juga dianggap sebagai kumpulan cerita dan hiburan-hiburan dalam filsafat. Kitab ni juga berisikan bahan-bahan yang ditulis selama 600 tahun(berkisar antara 300 SM sampai dengan 300M). Dalam karya aslinya, kitab ini terdiri dari 20 bagian. Dari ke-20 bagian ini kemudian dipadatkan lagimenjadi 8 bagian seperti yagng dapat dijumpai saat ini. Ajaran-ajaran yang tertuang dalam kitab ini dianggap hanya untuk memahami agama Tao pada masa negeri-negeri yang berperang dan kebudayaan-kebudayaaan yang berkembang pada awal kekuasaan dinasti Han.[9]
Selain kitab Tao te Ching,Zhuangzi dan Leizi, ada buku yang tak kalah amat pentingnya juga yaitu Bao Puzi guru yang berpenampilan sedrehana) oleh Ge Hong, yang ditulis pada tahun 230M. Ge Hong adalah anggota keluarga dari kaum ningrat yang berasal dari bagian Selatan China. Karya ini difokuskan untuk menjelaskan tentang waktu-waktu dan tempat-tempat untuk melakukan ibadah atau meditasi. Dalam buku tersebut ada pengaruh jug dalam ilmu Fangsi atau laki-laki dengan makanan', dan tradisi Shaman yang cukup berkembang di China bagian Selatan. Kitab Bao Puzi dibagi dalam dua bagian atau bab, yaitu bab pertama adalah bab"bagian dalam' yaitu bab yang dikhususkan untuk kalangan tokoh-tokoh Tao tertentu saja, dan kedua adalah bab"bagian luar", yaitu bab-bab yang menjelaskan tentang etika konfisius. Bbab-bab bagian dalam berkaitan dengan methode-methode dan tekhnik-tekhnik untuk mencapai keabadian, atau kehidupan yang kekal, termasuk juga penciptaan obat untuk memperoleh keabadiaan yang berasal dari zat-zat mineral. Sedangkan bab-bab dibagian luar berkaitan dengan adat-istiadat masyarakat dan tingkah laku manusia didunia ini,khususnya adapt orang China. Di dalam kitab tersebut juga dijelaskan mengenai moral,kebijaksanaan, dan keabadian hidup.
Pada Abad ke-15,kitab peratutan agama Tao dikelompokkan menjadi tiga bagian. Hal ini dilakukan dikarenakan untuk mempromosikan kitab-kitab Budhisme, yang tumbuh dengan cepat dan popular pada saat itu. Tiga bagian dari kitab-kitab ini mewakili tiga kelompok tradisi agama Tao yang berkembang pada saat itu, yaitu: Shangqiang, Lingbao dan Sanhuang(tiga raja yang berkuasa). Bagian-bagian lain dari kitab tersebut, tidak ada hubungan dengan karya-karya kelompok-kelompok sebelumnya. Tergolong dalam kelompok-kelompok ini adalah Celestial Master 9guru-guru Surga), yang kemudian hari semakin berkembang didaratan China.[10]
Keagamaan Taoisme dipandang mencakup unsure-unsur ketuhanan, penciptaan, kematian dan persoalan etika. Ada juga persoalan yang berkaitan dengan emanasi yang dijelaskan dengan panjang lebar, seperti contohnya bahwa manusia hidup karena ada nafas(yuangi yang ada pada gerakan pertama Tao. Yang pada akhirnya KELOMPOK KEAGAMAAN Tao berawal dengan guru-guru surga Celestial amster ang dipandang sebagai perwujudan Tao diatas muka bumi ini. Seorang penerima wahyu yang cukup terkenal adalah Yang xi, yang dimasukki oleh sejumlah roh-roh para tokoh-tokoh agama Tao yang terjadi antara tahun 364 dan 370M. Yang xi membuat kitab suci dianggap datang dari langit yang paling tinggi Shanging, dan kitab-kitab ini menjdai pedoman bagi kelompok Shanging. Karya-karya Yang xi yang sangat bagus, yang tersebar ke seluruh masyarakat, bukan saja bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga dapat menungkatkan wibawanya dimata masyarakat.
Kitab-kitab yang lain, seperti kitab klasik tentang perdamaian besar(taiping ling) dari kelompok serban kuning(yellow turban0 memasukkan ajaran-ajaran Tao ke dalamnya, dan mengharapkan keselamatan dari Tuhan Lao atau Laozi, atau seorang yang hadir ditengah-tengah masyarakat, dapat menjadi pelayan dimasa perdamaian, mendatangkan kemakmuran dan umur panjang.
Dalam agama Tao, alam yang luas ini dipandang sebagai makrokosmos, sedangkan badan manusia dipandang sbagai mikrokosmos atau bagian dari alam yang sangat besar. Keduanya saling berhubungan dan saling pengaruh mempengaruhi. Jadi, kitab-kitab atau buku-buku topografi juga menjelaskan mengenai peta langit,bumi, dan gua yang terdapat dibawah tanah. Termasuk hal yang penting lainnya, yang tidak hanya untuk garis lintang bumi,perjalanan, meliat alam, tapi juga untuk memetakan alam dari badan kita. Sebab tubuh manusia itu sendiri adalah bagian dari alam yang cukup besar.[11]
Gagasan Lao Tze:
- Barang siapa dalam perilakunya memandang raganya lebih tinggi dibanding pandangan terhadap dunia, maka dunia dapat diberikan kepadanya.
- Barang siapa dalam perilakunya lebih mencintai dirinya dibanding mencintai dunia, maka dia dapat diandalkan untuk mencintai dunia.
[1] Bagus Takwin, Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur, hal. 76
[2] Bagus Takwin, Filsafat Timur: Sebuah Pengantar ke Pemikiran-pemikiran Timur, hal. 76
[3] M.Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press 2006,hal.75-76
[4] Ibid hal. 92
[5] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: Golden Trayon Press 1986, hal. 38
[6] M. Ikhsan Tanggok,Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press.2006,cet 1, h. 69
[7] M.Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press 2006,hal 83
[8] www.taoindonesia.info/tag/zhuang-zi/ diakses pada hari/tanggal: sabtu, 19-05-2012 Jam 14.35
[9] Ibid hal 84
[10] M.Ikhsan Tanggok, Mengenal Lebih Dekat Agama Tao. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press 2006,hal. 86
[11] Ibid hal. 88
Tidak ada komentar:
Posting Komentar